Pemuda dan Fenomena Cabe cabean
Pemuda dan Fenomena Cabe cabean
3:49 pm
Pemuda dan Fenomena Cabe-Cabean
Apabila kita melihat sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia, di mana saat itu kondisi pemuda Indonesia dalam tekanan yang sangat
besar namun dengan penuh semangat memberikan apa yang bisa diberikan,
melaksanakan apa yang bisa dilaksanakan. Pemuda pada masa itu menjadi ujung
tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara menuju kemerdekaannya. Semangat ini
yang perlu kita teladani dan jadikan sebagai inspirasi bagi kita.
Dalam beberapa waktu terakhir, istilah "cabe-cabean" sedang ramai dibicarakan Setelah istilah alay, jablay, dan lebay, kini fenomena cabe-cabean muncul. Seperti istilah-istilah sebelumnya, orang yang pertama memunculkan istilah ini tidak diketahui. Istilah yang muncul di akhir tahun 2013 ini seakan mencerminkan keadaan psikologis remaja yang kian membutuhkan banyak perhatian.
Pada masa itu, pemuda Indonesia tetap bersemangat untuk bisa memberikan kontribusi bagi tercapainya kemerdekaan walaupun tanpa dibekali modal harta kekayaan, bahkan tanpa fasilitas apapun. Semestinya kita, pemuda yang hidup di era modern saat ini, di mana kita sudah merdeka dan segala fasilitas telah tersedia, lebih mampu memberikan kontribusi yang lebih besar demi meneruskan cita-cita para pendahulu kita terhadap bangsa dan negara ini.
Di masa sekarang ini, sering kita melihat atau mendengar banyak pemuda Indonesia melakukan hal-hal yang buruk, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Jarang sekali kita melihat atau mendengar pemuda Indonesia melakukan hal-hal yang baik, terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya.
Perlu saya tekankan di sini mengapa saya menggunakan kata "baik" dan "buruk". Kata "baik" yang saya gunakan merujuk kepada sesuatu yang benar, bermoralitas tinggi dan berakhlak mulia, sejalan dengan norma, nilai, dan kebiasaan masyarakat. Kata "buruk" saya terjemahkan sebagai sesuatu yang tidak terpuji, terkutuk, melanggar norma, nilai, dan kebiasaan masyarakat.
Apa yang terjadi pada pemuda kita di masa kini? Apakah hal-hal yang baik sudah kalah oleh hal-hal yang buruk? Rentetan pertanyaan yang selalu berdengung di telinga kita, pemuda generasi penerus bangsa.
Pada masa itu, pemuda Indonesia tetap bersemangat untuk bisa memberikan kontribusi bagi tercapainya kemerdekaan walaupun tanpa dibekali modal harta kekayaan, bahkan tanpa fasilitas apapun. Semestinya kita, pemuda yang hidup di era modern saat ini, di mana kita sudah merdeka dan segala fasilitas telah tersedia, lebih mampu memberikan kontribusi yang lebih besar demi meneruskan cita-cita para pendahulu kita terhadap bangsa dan negara ini.
Di masa sekarang ini, sering kita melihat atau mendengar banyak pemuda Indonesia melakukan hal-hal yang buruk, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Jarang sekali kita melihat atau mendengar pemuda Indonesia melakukan hal-hal yang baik, terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya.
Perlu saya tekankan di sini mengapa saya menggunakan kata "baik" dan "buruk". Kata "baik" yang saya gunakan merujuk kepada sesuatu yang benar, bermoralitas tinggi dan berakhlak mulia, sejalan dengan norma, nilai, dan kebiasaan masyarakat. Kata "buruk" saya terjemahkan sebagai sesuatu yang tidak terpuji, terkutuk, melanggar norma, nilai, dan kebiasaan masyarakat.
Apa yang terjadi pada pemuda kita di masa kini? Apakah hal-hal yang baik sudah kalah oleh hal-hal yang buruk? Rentetan pertanyaan yang selalu berdengung di telinga kita, pemuda generasi penerus bangsa.
Cabe-cabean adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan
nongkrong di balapan liar.
Sementara terong-terongan terjadi pada remaja pria disebut dengan fenomena terong-terongan. Biasanya remaja pria ini senang dengan kehidupan malam, suka tawuran, dan menghisap ganja.
Sementara terong-terongan terjadi pada remaja pria disebut dengan fenomena terong-terongan. Biasanya remaja pria ini senang dengan kehidupan malam, suka tawuran, dan menghisap ganja.
Berikut cara mengenal atau mengidentifikasi Gadis
Cabe-cabean.
3B: Behel, Blackberry dan Berponi
Ciri untuk mengenali Gadis Cabe-cabean dan
Terong-terongan adalah 3B, Behel, Blackberry dan Berponi. Behel yang asalnya
digunakan untuk merapikan gigi bagi mereka behel hanya sekedar gaya. Nekatnya
lagi mereka memakai behel ala kadaranya saja tidak melalui konsultasi dokter
gigi, maklum konsultasi ke dokter gigi cukup mahal. B yang kedua adalah Blackberry
bagi mereka Blackberry dipakai untuk gaya dan sekedar update status BBM tanpa
memahami apa kegunaan asli Blackberry.
Make up salah waktu, kadang muka lebih putih dari
leher. Model make up gadis cabe-cabean terkesan dipaksakan.
Saking ngebetnya pengen makeup berlebih dan tidak jarang kulit muka berbeda
dengan warna kutil leher dan badan.
Boncengan bertiga, sambil main HP, ngebut buat cari
perhatian
Diantara sekian ciri yang disebutkan diatas, ciri yang satu ini terbilang cukup berbahaya, mereka suka berkendara sepeda motor dengan membonceng lebih dari dua orang, misalnya tiga orang, bisa juga sampai empat orang, jangan ditiru!. Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya. Lucunya lagi, gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian.
Diantara sekian ciri yang disebutkan diatas, ciri yang satu ini terbilang cukup berbahaya, mereka suka berkendara sepeda motor dengan membonceng lebih dari dua orang, misalnya tiga orang, bisa juga sampai empat orang, jangan ditiru!. Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya. Lucunya lagi, gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian.
Enggak pernah mengaku cabe
Gadis cabe-cabean tidak pernah mengakui dirinya
sendiri.
Kegiatan wajib hari ini: update status
Kegiatan wajib yang tidak boleh terlewat dari gadis
cabe-cabean adalah update status di media sosial dan instant messaging. Bahkan
biasanya memberi kabar yang penting seakan banyak orang yang peduli. Belum lagi
pemakaian kata-kata yang berlebihan dengan susunan huruf angka dicampur.
Pacaran di sembarang tempat
Mereka akan banyak “bertebaran” di keramaian, kadang
bersembunyi di tempat-tempat gelap. Mereka dengan santai memarkir motor di
pinggiran jembatan layang dan duduk berdempet dengan sang kekasih sambil
menikmati lampu malam kota.
Pasang foto editan
Di foto profil Facebook atau Avatar Twitter akan
terlihat cantik, saat ditemui akan jauh berbeda. Mereka seringkali mengedit
foto diri menjadi lebih putih, lebih mulus dan lebih imut demi menarik
perhatian lawan jenis dan agar bisa bertemu.
Berbaju Minim di Banyak Tempat
Seperti ditulis kapanlagi.com, Jumat (27/12/2013),
baju ketat dan celana pendek adalah ciri khas gadis cabe-cabean terutama jika
naik sepeda motor. Memamerkan paha mereka adalah hal yang biasa. Kerap kali
gadis cabe-cabean begitu percaya diri memakai baju serba minim dan ketat
meskipun tidak cocok.
Penyebab adanya Gadis Cabe-cabean dan Terong-terongan
Banyak faktor yang menyebabkan fenomena ini muncul.
Setidaknya ada tiga faktor utama yang memiliki andil khusus.
Pertama, faktor media. Tak
dapat dipungkiri, tayangan di televisi tidak banyak memberikan tuntunan yang
mendidik dan membangun. Khususnya pada segmen remaja. Gaya hidup yang
diperlihatkan dalam sinetron-sinetron atau drama-drama impor sedikit banyak
mempengaruhi remaja kita untuk menirunya. Lihat saja bagaimana cara berpakaian
dan gaya hidup mereka dijiplak habis oleh remaja putri dalam komunitas
cabe-cabean ini.
Kedua adalah faktor keluarga, dalam
hal ini adalah orang tua. Pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak tidak boleh
lepas begitu saja. Kebutuhan seorang anak tidak hanya sekedar materi namun juga
kasih sayang dan perhatian. Salah satu mengapa fenomena ini muncul adalah
banyaknya remaja-remaja broken home yang mencari pelampiasan dengan cara-cara
negatif.
Ketiga, faktor lingkungan. Lingkungan
terdekat dari remaja adalah sekolah dan teman-teman bergaulnya.
Komentar Kak Seto (psikolog anak)
Kak Seto menegaskan cabe cabean adalah fenomena yang umum terjadi. “Usia muda sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi. Karena banyak ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke perilaku berisiko seperti cabe-cabean,” kata Kak Seto
Kak Seto menegaskan cabe cabean adalah fenomena yang umum terjadi. “Usia muda sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi. Karena banyak ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke perilaku berisiko seperti cabe-cabean,” kata Kak Seto
Untuk menghindari hal tersebut Kak Seto menyarankan
orangtua perlu menyalurkan perasaan terpendam lewat hal-hal positif.
“Seharusnya orang tua cabe-cabean itu menyalurkan emosi anaknya dengan
melibatkan anak ke hal-hal positif misalnya ikut les. Libatkan mereka ke dalam
kegiatan positif selain itu kasih sayang dan perhatian jangan sampai berkurang.
Sesibuk-sibuknya orangtua harus tetap memperhatikan dan mencurahkan kasih
sayang,” ujarnya.
Cabe-cabean ini dikenal pada tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Usia belasan tahun inilah yang
dikenal dengan usia rawan akan pengaruh dari luar dirinya. Oleh karena itu,
keluarga berperan sangat penting dalam perkembangan psikologis remaja. Apa lagi
dalam usia rawan ini, mereka sedang membutuhkan perhatian dan bimbingan dari
orang-orang terdekatnya seperti orang tua.
Peran orang tua sebagai pembimbing di sini sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri anak mereka. Jika orang tua memberikan bimbingan dan perhatian yang cukup, maka anak-anak remaja mereka akan terhindar dari kebiasaan-kebiasaan jelek. Fenomena cabe-cabean ini dapat menjadi satu contoh kurangnya perhatian dan didikan orang tua.
Bapak psikologi remaja Stanley Hall mengemukakan masa remaja sebagai masa badai dan tekanan (storm and stress), di mana remaja menghadapi tekanan dan berbagai permasalahan terkait psikis, fisiologis, dan sosial. Cabe-cabean yang sekarang marak diperbincangkan adalah satu contoh dari permasalahan sosial remaja.
Pengawasan remaja yang dilakukan oleh orang dewasa kini sudah sangat sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena lingkungan pergaulan remaja yang sudah meluas. Ketika orang tua memberikan berbagai peraturan yang bentuknya mengekang anak mereka, sedangkan di satu sisi mereka juga telah mengalami persoalan-persoalan moral. Di antaranya, dengan teman sebaya, pacar, lingkungan sekolah, pemikiran idealis, dan harapan-harapan yang tidak tercapai.
Faktor-faktor inilah yang menjadikan mereka keluar dari norma-norma yang telah diberikan oleh keluarganya. Mereka mulai menjadi penentang orang tua dan sulit diatur. Lalu cabe-cabean ini muncul sebagai bentuk permasalahan remaja yang berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.
Dengan begitu, orang tua diharapkan mampu untuk lebih bersabar dalam mendidik anak-anak mereka yang menginjak masa remaja. Juga, orang tua harus mempunyai pemahaman yang baik atas perubahan perilaku anak mereka yang menginjak usia remaja, agar perubahan perilaku tersebut dapat diatasi dengan baik.
Peran orang tua sebagai pembimbing di sini sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri anak mereka. Jika orang tua memberikan bimbingan dan perhatian yang cukup, maka anak-anak remaja mereka akan terhindar dari kebiasaan-kebiasaan jelek. Fenomena cabe-cabean ini dapat menjadi satu contoh kurangnya perhatian dan didikan orang tua.
Bapak psikologi remaja Stanley Hall mengemukakan masa remaja sebagai masa badai dan tekanan (storm and stress), di mana remaja menghadapi tekanan dan berbagai permasalahan terkait psikis, fisiologis, dan sosial. Cabe-cabean yang sekarang marak diperbincangkan adalah satu contoh dari permasalahan sosial remaja.
Pengawasan remaja yang dilakukan oleh orang dewasa kini sudah sangat sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena lingkungan pergaulan remaja yang sudah meluas. Ketika orang tua memberikan berbagai peraturan yang bentuknya mengekang anak mereka, sedangkan di satu sisi mereka juga telah mengalami persoalan-persoalan moral. Di antaranya, dengan teman sebaya, pacar, lingkungan sekolah, pemikiran idealis, dan harapan-harapan yang tidak tercapai.
Faktor-faktor inilah yang menjadikan mereka keluar dari norma-norma yang telah diberikan oleh keluarganya. Mereka mulai menjadi penentang orang tua dan sulit diatur. Lalu cabe-cabean ini muncul sebagai bentuk permasalahan remaja yang berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.
Dengan begitu, orang tua diharapkan mampu untuk lebih bersabar dalam mendidik anak-anak mereka yang menginjak masa remaja. Juga, orang tua harus mempunyai pemahaman yang baik atas perubahan perilaku anak mereka yang menginjak usia remaja, agar perubahan perilaku tersebut dapat diatasi dengan baik.
Kita semua sepakat bahwa fenomena ini perlu
mendapatkan perhatian. Tak ada yang menginginkan generasi muda Indonesia
menjadi generasi yang hidupnya sia-sia. Di sisi lain masa remaja menyimpan
potensi yang sangat besar untuk pembentukkan karakter di usia dewasa. Banyak
peran yang bisa kita lakukan dan kita bisa mulai bergerak dari sekarang.
Pertama, peran keluarga. Dari
keluargalah penanaman nilai-nilai agama dimulai. Anak-anak disadarkan bahwa dia
diciptakan di dunia ini dengan tujuan khusus, yakni taqwa. Orang tua menjadi
teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Kedua, lingkungan. Masyarakat
perlu ikut andil dalam menjaga lingkungan sekitarnya dari hal-hal semacam ini.
Sikap individualis dan apatis harus dibuang jauh. Tindakkan amar ma’ruf nahyi
mungkar tak boleh disepelekan.
Ketiga, peran
negara. Perlu ada regulasi atau kebijakan yang menjaga remaja kita. Dari
mulai siaran media, lingkungan, pendidikan, dsb. Jangan sampai kondisi seperti
ini dibiarkan berlarut-larut.
Kita pun harus menyadari bahwa masalah ini adalah efek
domino dari sistem kapitalisme yang diterapkan. Persoalan ekonomi, politik,
hukum, pendidikan, sosial, semuanya adalah mata rantai yang saling berkaitan.
Karena itu upaya jangka panjang yang tak boleh terlupakan adalah mengganti
sistem yang ada dengan sistem yang lebih baik.
Referensi :
http://www.republika.co.id/berita/komunitas/perhimpunan-pelajar-indonesia/13/11/06/mvu07b-potensi-energi-pemuda-bagi-pembangunan-bangsa-dan-negara
http://www.lpminstitut.com/2013/12/remaja-dan-penyimpangan-perilaku.html
http://unik.kompasiana.com/2014/04/17/fenomena-cabe-cabean-647638.html
Kesimpulannya
:
Menurut opini saya, peran orang tua menjadi sangat penting dalam mendidik & menjaga perilaku Para Remaja ini agar tidak terjerumus ke dunia pergaulan bebas seperti Cabe-cabean ini dan semacamnya.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat !
:)
0 comments